Selamat berbelanja Login | Register

Tips Memilih Permainan Edukatif

26 Oktober 2015   Tips dan Trik


Berikut ini beberapa tips untuk ayah bunda memilih permainan edukatif untuk putra putrinya.

1. Mainan yang sederhana

Mainan yang baik tidak harus mahal atau berteknologi tinggi. Mainan terbaik adalah yang bersifat sederhana dan bisa dimainkan dengan banyak cara. Satu set krayon dan kertas adalah contoh dari mainan seperti ini. Anak-anak bisa menggambar apa saja di atas selembar kertas, tidak ada benar-salah.

Contoh lain adalah balok-balok yang bisa disusun oleh anak-anak untuk menjadi bentuk apa saja yang dia inginkan atau yang bisa dia buat. Permainan Lego atau yang sejenisnya adalah contoh dari permainan ini.

2. Mainan yang sesuai dengan individu anak

Banyak orang tua menghabisakan banyak uang untuk membeli mainan edukasi yang mahal yang dinilai mereka akan sangat berguna bagi anak-anak, atau karena semua anak tetangga memilikinya. Namun kadang-kadang anak-anak tidak tertarik untuk memainkannya.

Sejak kecil, anak-anak sudah bisa menentukan apa yang menjadi kesukannya. Jadi belikanlah mainan edukatif yang sesuai dengan minat si anak, bukan yang orang tua ingin sang anak untuk memilikinya. Terkadang orang tua secara tidak sadar membelikan mainan yang mereka inginkan sewaktu mereka masih kecil, padahal anak-anak mereka memiliki keinginan yang berbeda.

3. Mainan yang mengasah kreativitas

Kadang-kadang kita bisa memberikan mainan edukasi yang baik bahkan tanpa membeli atau menggunakan mainan sama sekali. Kita bisa menggunakan benda apa saja yang ada di rumah untuk menjadi mainan selama itu aman. Kotak korek api, gagang es krim, botol minuan kosong, semuanya bisa diubah menjadi bahan permainan yang menarik.

Keuntungan lain dari menggunakan benda-benda yang ada di sekitar adalah dapat mengasah kreatifitas anak-anak. Sudah menjadi sifat anak-anak untuk merasa cepat bosan dengan satu jenis mainan dan menginginkan mainan yang lain. Dengan terbiasa menggunakan benda-benda yang ada di rumah, maka anak-anak akan terbiasa untuk berpikir bagaimana memanfaatkan benda yang ada untuk melakukan permainan yang mengasyikan.

4. Mainan yang mengasah imajinasi

Imajinasi seorang anak tidak tergantung kepada mainan yang dipegangnya. Ketika anak laki-laki saya berusia tiga-empat tahun, dia sangat gemar sama mobil. Tapi ketika saya belikan mobil-mobilan, ternyata dia tidak terlalu antusias untuk memainkannya. Dia lebih memilih untuk bermain mengendarai mobil dalam imajinasinya menggunakan barang yang ada di rumah.

Dia memiliki tiga mobil favorit yang sering dia "kendarai", yaitu Suzuki Grand Vitara, Toyota Kijang, dan Honda CRV. Saya tidak begitu menyadari hal ini sampai suatu ketika dia menangis mengatakan bahwa mobil Grand Vitara dia tidak ada. Saya kebingungan karena tidak tahu benda apa yang dia maksud. Akhirnya setelah menyodorkan berbagai benda yang saya lihat dia sering pegang, maka tahulah saya bahwa Suzuki Grand vitara adalah sendok nasi, Toyota Kijang adalah sebuah kotak pensil, dan Honda CRV adalah sebuah piring plastik butut.

Untuk mengasah imajinasi anak tidak diperlukan mainan yang mahal. Mainan yang sangat mirip dengan aslinya kadang-kadang bisa menghalangi imajinasi si anak. Dalam contoh kasus anak saya, sebuah sendok nasi bisa mengalahkan mobil remote control seharga ratusan ribu rupiah.

5. Orang tua adalah "Mainan Edukatif" terbaik yang pernah ada

Bermain bersama orang tua adalah aktivitas permainan yang paling baik buat anak. Bermain kuda-kudaan, ciluk-ba, dan perang bantal adalah contoh dimana orang tua bisa menjadi mainan bagi anak-anak mereka. Sewaktu berinteraksi dengan anak melalui permainan, orang tua dapat mengajarkan anak untuk berbicara, membacakan cerita, dan bermain peran bersama-sama.

Menghabiskan satu jam sehari bermain bersama anak-anak lebih baik dari pada membelikan mainan yang mahal dan membiarkan anak bermain sendiri.